Sunday, March 2, 2025

Pertama Kali Dapat Tawaran Partnership

Assalamu'alaikum^^

Akan selalu ada "pertama kali" dalam hidup. Misalnya, pertama kali naik pesawat, pertama kali makan bubur diaduk, atau mungkin pertama kali dapat makan siang gratis dari pemerintah. Yak, yang terakhir abaikan aja.

Sama halnya dengan yang kualami baru-baru ini, yaitu pertama kali dapet tawaran partnership

Jadi, sejak 2 tahun lalu, aku memutuskan untuk nggak aktif lagi di X dan nggak terlalu aktif di Instagram. Alhamdulillah, jiwaku jauh lebih tenang karena aku nggak terlalu update dengan permasalahan duniawi yang kadang-kadang membagongkan. Sebagai gantinya, aku jadi aktif di TikTok karena di sana lebih mudah mengatur apa saja yang muncul di FYP. 

Dari yang cuma scrolling doang, aku jadi kepikiran, kenapa aku nggak mencoba untuk ngonten di TikTok supaya dapat cuan? Aku punya lighting dan kamera hp yang lumayan bagus, harusnya sih aku bisa ngonten. Mulailah aku berpikir, ngonten apa ya yang sesuai hobi, tapi nggak terlalu ribet, nggak ngabisin banyak waktu, dan tentunya nggak mengeluarkan banyak biaya? 

Bikin konten joget-joget? Nggak cocok sama image-ku yang Wardah banget.
Nge-cover lagu? Takut tetangga terganggu.
Konten makeup? Takut kena 'ain. Nggak deng, dulu aku pernah nyoba jadi beauty vlogger, ternyata ribet.

Beginilah dilema orang yang punya banyak hobi, tapi nggak ada yang bener-bener ditekuni. 

Akhirnya aku bikin akun baru untuk ngonten. Bener-bener dimulai dari 0. Aku belum tahu mau ngonten apa, jadi aku upload aja foto-foto dan video liburanku. Ngeditnya pakai template di CapCut (see, emang nggak mau ribet). Views-nya nggak banyak, mungkin 200 - 1000 aja per video. Sekitar sebulan kemudian, aku sadar kalau aku nggak menikmati proses ini sama sekali. Apalagi aku nggak ada effort untuk ngedit video liburanku supaya lebih menarik, misalnya dengan ngasih voice over atau tulisan dengan font lucu.

Karena belum tahu arah dan tujuan, aku mulai meng-upload konten random di akunku. Niche-nya jadi nggak jelas sehingga engagement akunku ikutan nggak jelas. Wah, makin nggak bener nih.

Kemudian, di suatu pagi yang nggak cerah-cerah amat, muncul video seorang Mbak-Mbak yang bikin 'Junk Journal' di FYP. Di video itu, terlihat dia membuka lembaran journal kosong dan menempelinya dengan struk dari restaurant, foto makanan, foto dia bersama teman-temannya, dan diberi hiasan berupa sticker dan lettering. Wow, menarik. Kubuka akun Mbak itu. Followers-nya belasan ribu dan videonya tentang journaling semua.

Setelah aku kepoin akunnya dan menonton beberapa videonya, aku menyimpulkan bahwa Junk Journal adalah journaling dengan menggunakan sampah, misalnya menggunakan struk belanja, tiket pesawat, tiket bioskop, koran, majalah, kartu pos, bungkus snack yang lucu, paper bag, atau sisa kertas kado. Bisa ditambahin foto yang berkaitan dengan sampah tersebut dan dikasih caption juga. Ini sih cocok untuk diriku yang sering nyimpen 'sampah' karena aku suka mengabadikan moment di hidupku.

Aku makin mencari tahu tentang journaling. Ternyata, banyak banget content creator yang bikin video tentang journaling, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Bahkan ada komunitasnya di beberapa kota. Seru banget deh mereka sering ngadain workshop

Oh ya, nggak hanya 'sampah', aku juga menemukan banyak ide yang bisa dituangkan di journal, seperti foto-foto dan cerita saat liburan, review buku dan film, playlist yang sering didengar, atau sekadar menulis apa yang lagi aku rasain dan pikirin.

Aku merasa inilah jawaban dari kebingunganku. Tanpa pikir panjang, aku langsung check out beberapa perintilan journaling seperti notebook, spidol, lem kertas, gunting, kertas foto, sticker, deco paper, sunset lamp, dan juga lighting khusus untuk journaling.

Di pertengahan Januari 2025, aku meng-upload video pertamaku. Ternyata... sepi. Nggak ada yang komen dan likes-nya sekitar 20 aja. Orientasiku pun berubah, yang tadinya pengen dapat cuan (lewat Shopee atau TikTok Affiliate), aku malah pengen ngejadiin journaling sebagai healing process karena aku bener-bener happy menjalaninya. Ngegunting foto, nempel sticker, mikirin layout, dan nyari inspirasi di Pinterest tuh bikin aku lebih mindful. Jadi keinget, dulu waktu SD, aku pun selalu happy tiap dapat tugas bikin kliping.

Setelah 1,5 bulan konsisten upload video, viewers-ku naik sampai 2000-an per video. Mulai ada tuh netizen yang komen minta di-spill perintilan yang kupakai. Saatnya beraksi dengan ngasih link Shopee agar aku dapat komisi, hihi. Mulai banyak juga content creator yang nge-follow aku. Bahkan Mbak-Mbak yang videonya pertama kali menginspirasiku itu sekarang jadi temenku. Hidup memang se-plot twist itu ya, shay. 

Aku makin enjoy dengan kegiatan ini dan nggak terlalu mikirin engagement. Namun, tiba-tiba di suatu siang yang gluduk-gluduk (di Lombok lagi sering hujan), sebuah journal brand nge-follow aku dan ngirim pesan. Wow, pesan apa nih???

Betapa terkejutnya aku (padahal kaget dikit doang), ternyata aku ditawarin partnership sama mereka. Aku disuruh milih journal yang mereka produksi. Pas aku cek di Tokopedia, ternyata mereka tuh memproduksi journal yang kemarin pengen banget aku beli, tapi nggak jadi kubeli karena menurutku harganya pricey. Siapa sangka sekarang aku malah di-DM langsung sama owner-nya untuk ditawarin kerja sama. Isi journal-nya lengkap banget, ada yearly, monthly, dan weekly calender, DIY-able Month Divider, serta lined dan dotted pages. Wah, bakal kepake banget sih.

Lalu, aku dikirimin Kontrak Kerja Sama yang isinya T&C, hak yang aku dapat, dan kewajiban yang harus aku lakukan. Nah, di kontrak tertera kalau aku harus nge-post 1 video di TikTok dan Instagram. Berhubung aku lagi nggak aktif di Instagram, aku bilang ke owner-nya kalau aku bakal nge-post di TikTok lebih dari 1 video. Eh, ternyata dibolehin. Baik bangettt.

Kupikir paketnya bakal sampai 4 hari kemudian, ternyata keesokan harinya, paketnya sudah nangkring di meja kerja. Packaging-nya lucu dan premium. Cover journal-nya terbuat dari vegan leather yang smooth powdery saat disentuh. Bener-bener keliatan kalau harganya di atas 200K. 

Very cutesy in my favorite color <3

Videonya segera aku eksekusi dan upload. Sempet deg-degan takut videonya flop. Tapi alhamdulillah, ternyata lumayan ramai. Aku bikinin 3 video secara berkala karena brand ini super baikkk dan sat-set. 

Aku tenang, brand pun senang. Semoga one day diajakin collab lagi. Aamiin.

Akhirnya, aku menemukan niche yang sesuai dengan yang aku mau, yaitu sesuai hobi, nggak terlalu ribet, nggak ngabisin banyak waktu, dan nggak mengeluarkan banyak biaya. 

Aku juga nggak menyangka kalau journaling yang terlihat 'kekanakan' ini malah mendatangkan rezeki. Alhamdulillah, jadi makin semangat ngonten deh. Nggak sabar dapat penghasilan 1M per bulan, wkwk.

Untuk brand pulpen, spidol, sticker, printer, dan Fujifilm INSTAX, ditunggu ya tawaran partnership-nya.