Assalamu'alaikum^^
Alhamdulillah ya, Januari sudah berakhir. Januari kuhadapi dengan gedebag-gedebug gara-gara Kemenkeu yang ada aja gebrakannya. Di socmed sempat ramai yang menghujat membahas tentang PPN 12% (yang akhirnya hanya berlaku untuk barang mewah), dan Coretax (sistem dengan sejuta masalah). Intinya, aku dan tim keuangan di kantor cukup pusing gara-gara ini.
Karena gedebag-gedebugnya sudah lumayan mereda dan kami sudah agak santai, aku dan tujuh teman kantor sepakat untuk healing ke Sembalun, mumpung banyak hari libur. Sembalun berlokasi di Lombok Timur, tepatnya di kaki Gunung Rinjani, dan sebelumnya aku pernah menulis tentang pengalaman memetik strawberry di sana. Saat itu cuacanya cerah banget. Karena sekarang lagi musim hujan, jadi sudah kebayang sih kalau di sana bakal hujan juga.
Kami berangkat dari Mataram pada hari Minggu, 26 Januari, pukul 08.30. Di perjalanan, kami beberapa kali melewati hutan. Karena suasananya mendung dan berkabut, vibe-nya kayak di film Twilight. Sempat berharap Edward Cullen tiba-tiba mendarat di atap mobil, tapi tentu saja itu mustahil.
![]() |
Gelap, berkabut, dan sepi |
Setelah tiga jam di perjalanan (beberapa kali nyetop buat ke toilet, beli snack, dan ke ATM), akhirnya kami sampai di Sembalun. Sesuai itinerary, yang kami lakukan pertama kali adalah bermain skuter. Agak deg-degan karena aku belum pernah naik skuter sebelumnya dan nggak tahu caranya. Untungnya penjaga skuternya ngasih tutorial singkat. Ternyata simple sih, tinggal tekan tombol on dan digas kayak motor. Biaya sewanya 60K per jam.
Ada rute khusus untuk main skuter. Agak ngeri-ngeri syedep sih karena rute ini juga dilewati mobil, motor, dan truk. Tapi nggak terlalu ramai kok, jadi masih aman sebenarnya. Untungnya di sini dingin ya, sehingga main skuter jam 12 siang rasanya biasa aja dan nggak bikin sakit kepala.
Butuh waktu 5 menitan sampai akhirnya aku benar-benar bisa mengendalikan skuter ini melewati jalan yang menurun dan menanjak. Mengendalikan keuangan perusahaan aja aku jago, gini doang mah kecyiiil (syombong amat!).
![]() |
P Balap |
Setelah puas bermain skuter, kami ke Taman Surga Rinjani. Tiket masuknya 20K. Di sini ada banyak wahana dan spot foto, seperti sepeda gantung, perosotan pelangi, karpet Aladdin, tangan raksasa, kapal Nabi Nuh, aquarium, ayunan. Ada restaurant dan penginapannya juga. Beberapa wahana berbayar sih, tapi masih terjangkau kok, nggak sampai 100K.
Aku dan teman-temanku berencana main perosotan pelangi. Sebelum main perosotan, kami ke mushola dulu untuk sholat zuhur, lalu ke resto untuk makan siang. Restonya so-so sih. Untungnya view-nya cakep. Harga menunya standar tempat wisata. Rasanya lumayan lah.
![]() |
Nasi Goreng Mawut, harganya 30K |
Sambil makan, aku bisa ngeliat orang-orang yang main perosotan. Keliatannya seruuu bangettt! Aku juga pengen teriak-teriak kayak mereka, huhu. Tapi masyaAllah ya, pas kelar makan, tiba-tiba turun hujan. Beberapa wahana ditutup, termasuk perosotan ini. Akhirnya aku dan teman-temanku ngobrol-ngobrol aja sambil ngeliatin hujan.
![]() |
Perosotan pelanginya ditutup pakai terpal |
Menjelang ashar, kami pulang. Sebelumnya, kami berencana mau beli sayur dan buah-buahan untuk dibawa ke Mataram. Sayur dan buah-buahan di sini tuh fresh banget, tapi ternyata lapaknya pada tutup semua karena hujan makin lebat. Manusia hanya bisa berencana ya, shay. Untungnya kami semua fine dengan kondisi ini. Mungkin karena sudah tua dewasa ya, hal-hal kayak gini udah nggak bikin kecewa lagi.
Sepanjang perjalanan, kami ditemani hujan deras. Suasananya jadi makin syahdu, cocok untuk muhasabah diri. Nggak deng, aku doang yang merenung, yang lain pada tidur, wkwk.
Sampai di daerah Lombok Tengah, hujan mereda. Kami mampir untuk sholat ashar di masjid, lalu ke warung Bakso Kopang Mas Cipto 2. Kopang adalah nama daerah di Lombok Tengah. Tapi dilihat dari nama warungnya, yang jualan sepertinya orang Jawa. Aku sudah sering ke sini dan warungnya nggak pernah sepi. Baksonya memang enak sih. Kuahnya bening dan gurih, dagingnya empuk, baksonya kenyal dan dagingnya berasa banget. Aku malah jarang pakai kecap, saus, dan sambal karena kuah beningnya aja udah enak. Seporsi harganya 16K.
![]() |
Enak banget T_T |
Setelah makan bakso, kami melanjutkan perjalanan. Sempat terjebak macet karena ada 'nyongkolan' di jalan. Nyongkolan adalah tradisi pernikahan di Lombok di mana pengantin akan diarak dengan meriah oleh keluarga dan kerabatnya. Mereka menggunakan pakaian adat dan diiringi gendang beleq (musik tradisional). Di Lombok Tengah dan Lombok Timur, tradisi ini masih sering diadakan. Kalau di daerahku (Kota Mataram), aku sangat jarang melihat nyongkolan.
Lalu kami mampir ke masjid untuk sholat maghrib dan sampai di Mataram sekitar pukul 19.30. Saat mengetik postingan ini, aku baru sadar kalau ternyata aku dan teman-temanku menempuh perjalanan sekitar 6 jam PP hanya untuk main skuter dan makan, wkwk. Tapi hatiku rasanya happy dan full. Mungkin karena perginya bareng teman-teman yang sefrekuensi kali, ya? It's not the destination, but the people you travel with that make the journey worth it.