Friday, September 13, 2024

My Umrah Journey (Part 1)

Assalamu’alaikum^^

Aku percaya bahwa Allah adalah sebaik-baiknya perencana dan akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Ketika kita menginginkan sesuatu, kuyakin Allah akan mengabulkannya, entah sekarang atau mungkin di masa depan.

Sejak kecil, aku selalu bermimpi untuk bisa umrah dan haji di usia muda. Alhamdulillah, Allah memberiku rezeki untuk bisa umrah di tahun ini. Bahkan aku nggak berangkat sendiri, melainkan bersama kedua orang tuaku.

Aku mendaftar umrah pada tanggal 25 April dan dijadwalkan berangkat pada tanggal 24 Juli. Aku menunggu waktu keberangkatan sambil mempersiapkan diri, yaitu dengan mempelajari materi tentang umrah, menghafal surah dan doa-doa, jogging tiap pagi supaya kuat saat tawaf dan sa'i, makan makanan sehat setiap hari, dan tentunya membeli beberapa pakaian syar'i. 

Waktu yang ditunggu akhirnya tiba. Campur aduk rasanya. Aku merasa excited, happy, sedih, bersyukur, dan... takut. I don't know how to explain it. Beberapa temanku yang sudah pernah umrah juga mengaku merasakan hal yang sama.

Rabu, 24 Juli 2024

Sekitar pukul 07.00 WITA, aku dan kedua orang tuaku sudah sampai di Lombok International Airport. Jemaah yang berangkat melalui travel ini berjumlah 90 orang. Ada 2 orang muthawif (pembimbing ibadah umrah) yang menemani kami dari Lombok dan ada 2 orang muthawif yang sudah stand by di Makkah.

Kami terbang ke Jakarta sekitar pukul 10.00 WITA. Lalu dari Jakarta, kami terbang menuju Jeddah pada pukul 15.55 WIB menggunakan Garuda Indonesia. Sejak masuk pesawat, aku sudah mulai deg-degan. Penerbangan selama 10 jam, tapi aku cuma tidur 1 jam. Benar-benar susah tidur. Kalau makan sih masih bisa. Makanan di Garuda enak-enak pula.

Berbagai pertanyaan muncul di kepalaku.

"Ini beneran aku bakal umrah?"

"Bentar lagi aku bakal liat Ka'bah, ya?"

"Apakah pendosa seperti aku layak untuk ke Baitullah?"

Ibuku menyuruhku banyak-banyak istighfar supaya tetap tenang dan pikiranku nggak ke mana-mana. Agak susah ya, shay. Apalagi aku sering denger cerita, katanya ada orang yang nggak bisa ngeliat Ka'bah even Ka'bah sudah di depan matanya. Takut banget nggak sih? Aku bener-bener takut dan berdoa supaya Allah mengizinkanku untuk melihat Ka'bah dan melancarkan ibadah umrahku.

Nah, karena tujuan pertama adalah Makkah, maka kami akan langsung melaksanakan umrah pertama. Tempat miqat adalah di Yalamlam. Jadi saat pesawat berada di atas Yalamlam, kami memakai pakaian ihram, sholat sunnah ihram 2 rakat (wudhu dengan cara tayamum dan sholat duduk), dan membaca niat umrah. Larangan ihram pun mulai berlaku. Aku makin deg-degan. Apalagi ketika semua jemaah kompak membaca talbiyah dengan dibimbing muthawif. Aku makin takut dan merinding.

Labbaik Allahumma labbaik, labbaika la sharika laka labbaik. Innal hamda wan-ni’mata laka wal-mulk, la sharika lak.

Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kekuasaan hanyalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.

Travel memberikan mukenah sebagai pakaian ihram untuk
jemaah perempuan dan kami disarankan untuk
menggunakan handsock seperti ini 

Sekitar pukul 23.00 waktu Jeddah, pesawat mendarat. Dengan menggunakan pakaian ihram, aku dan jemaah lain menggeret koper cabin dan mengurus imigrasi. Bener-bener butuh perjuangan karena aurat harus tetap terjaga dan kami berusaha agar pakaian ihram tidak kotor. Untuk jemaah perempuan, yang boleh terlihat hanya wajah dan telapak tangan. Badan rasanya gerah, tapi tentu kami nggak bakal mandi dan nggak boleh pakai wewangian.

Setelah urusan imigrasi selesai, kami naik bus menuju Makkah selama 1 jam 5 menit. 

Kamis, 25 Juli 2024

Sekitar pukul 02.00 WITA, kami sampai di hotel. Syukurnya letak hotel ini sangat dekat dengan Masjidil Haram. Kami diberi waktu 15 menit untuk menaruh barang dan berwudhu. Lalu kami berkumpul di depan hotel dan jalan beriringan bersama 4 orang muthawif menuju Masjidil Haram. Kami bersama-sama membaca talbiyah. Aku nggak mampu membendung air mata lagi. Muncul rasa sedih dan kerinduan yang mendalam. Aku merasa seperti akan "pulang" setelah sekian lama merantau, padahal aku baru pertama kali ke sini.

Tangisku makin pecah saat Ka'bah ada di depan mataku. Melihat lautan manusia mengelilingi Ka'bah membuatku makin merinding. Begitu besar kuasa-Mu, ya Allah. Aku bersyukur tanpa henti karena Engkau telah mengundangku ke Tanah Suci.

Kami pun mulai tawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah 7 kali. Allah benar-benar mempermudah proses tawaf ini. Padahal beberapa kali kami terhimpit dan berdesak-desakan. Dengan badanku yang kecil, imut, dan lucu, aku harus menggandeng kedua orang tuaku. Bahkan kami terpisah dengan rombongan. Namun entah bagaimana, semua kami lalui dengan lancar dan kami bertemu rombongan lagi setelah tawaf selesai.

Kemudian lanjut ke tahap berikutnya, yaitu sa'i. Sa'i adalah berjalan/berlari-lari kecil sebanyak 7 kali bolak-balik dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah. Jujur, kakiku rasanya pegel luar biasa. Mungkin karena sejak kemarin pagi aku sudah banyak berjalan kaki di 3 bandara dan lumayan lama duduk di pesawat. Tapi masyaAllah, tiap kali aku merasa lelah, Allah menunjukkan kepadaku bahwa ada orang-orang dengan keterbatasan fisik yang tetap semangat menjalani tahap ini. Aku langsung membaca istighfar berkali-kali dan alhamdulillah aku berhasil menyelesaikan sa'i.

Tahap terakhir adalah tahallul. Tahallul adalah keadaan seseorang yang telah dihalalkan (dibolehkan) melakukan perbuatan yang sebelumnya diharamkan selama ihram. Tahallul ditandai dengan mencukur atau menggunting rambut. Rambut yang digunting minimal 3 helai. 

Kemudian adzan subuh berkumandang. Kami sholat subuh terlebih dahulu, lalu berkeliling di sekitar Masjidil Haram sambil dijelaskan beberapa sejarah oleh muthawif. Kemudian kami kembali ke hotel untuk sarapan dan beristirahat.

View di perjalanan menuju hotel <3

Sampai di hotel rasanya lega karena kami sudah menyelesaikan umrah pertama. Larangan ihram pun berakhir. Aku pun mandi, keramas, memakai wewangian, dan mengganti pakaian. Seger bangettt. Rasanya seperti terlahir kembali :')

Setelah tidur selama 2 jam, aku dan orang tuaku ke Masjidil Haram sekitar pukul 10.20. Padahal adzan zuhur akan berkumandang pukul 12.22, tapi masyaAllah Masjidil Haram sudah ramai. Alhamdulillah, ada space di pelataran Ka'bah untuk kami. Sambil menunggu adzan, kegiatan yang bisa dilakukan adalah sholat sunnah, mengaji, berdoa, dan berdzikir. 

Oh ya, kita bisa mendapat air zamzam dengan sangat mudah di sini. Dispenser air zamzam everywhere! Bebas tuh mau ambil pakai gelas yang sudah disediakan atau pakai botol yang kita bawa sendiri. Bebas mau ambil yang dingin atau engga. Aku terharu deh. Biasanya dulu aku minum air zamzam kalau ada kerabat yang pulang haji atau umrah. Sekarang aku bisa minum sepuasnya, masyaAllah.

Hari ini kegiatannya bebas alias nggak didampingi muthawif. Jadi sampai malam, aku dan orang tuaku berada di Masjidil Haram. 


Zamzam Tower

Jumat, 26 Juli 2024

Pukul 02.05 dini hari, aku dan semua jemaah akan melaksanakan sholat tahajud berjemaah dengan didampingi muthawif. Kami berjalan ke Masjidil Haram bersama-sama. Sebelum sholat tahajud, kami disarankan untuk melaksanakan sholat taubat dan sholat hajat terlebih dahulu. 

Pertama kali dalam hidupku, aku merasakan kedamaian seperti ini. Rasanya bebas curhat apa saja dan meminta apa saja ke Allah. Walau sejujurnya, aku lebih banyak teringat dosaku yang mungkin jauh lebih besar daripada Gunung Rinjani itu. 

Setelah sholat subuh, kami kembali ke hotel untuk sarapan dan istirahat. Lalu pukul 10.00, aku dan orang tuaku ke Masjidil Haram lagi untuk persiapan sholat Jumat. Aku super excited karena ini adalah sholat Jumat perdana dalam hidupku.

Masjidil Haram jauh lebih ramai dari kemarin. Tentu saja sudah tidak ada space di dekat Ka'bah. Untungnya di atas masih ada space untuk kami. 

Setelah sholat Jumat, kami menuju Ka'bah untuk melaksanakan tawaf sunnah. MasyaAllah, walau panas, namun kondisi di sekitar Ka'bah tetap ramai, walau nggak seramai saat dini hari. Setelah mengelilingi Ka'bah 7 kali, kami sholat sunnah 2 rakaat. 

Ya Allah, terima kasih telah memanggilku

Lalu kami kembali ke hotel untuk makan siang dan kembali ke Masjidil Haram saat ashar. Kemudian kami berkeliling untuk mencari snack dan buah-buahan. Dengan bantuan TikTok, aku berhasil menemukan letak Bin Dawood, supermarket hitz yang sering dikunjungi orang-orang Indonesia. 

Setelah itu kami berkeliling lagi dan mampir ke restaurant yang menjual makanan Arab. Hampir saja aku memesan 2 porsi nasi Arab untukku dan orang tuaku. Tapi ternyata 1 porsi saja sangat banyak, bisa untuk 4 orang. Akhirnya kami memesan 1 porsi saja untuk dimakan bertiga di hotel. Aku juga membeli jus alpukat yang enak banget! Nggak ada rasa gula, apalagi susu kental manis kayak di Indonesia. Bisa dibilang, ini adalah jus alpukat terenak yang pernah kuminum seumur hidupku :')


Porsi jumbo dan super bikin kenyang!

Setelah kenyang, tentu saja kami kembali ke Masjidil Haram sampai malam.

Sabtu, 27 Juli 2024

Hari ini ada jadwal city tour ke Taif, sebuah kota di Arab Saudi yang hawanya sejuk karena terletak di lembah pegunungan Asir dan Al Hada.

Setelah sholat subuh di Masjidil Haram, kami kembali ke kamar untuk bersiap-siap, lalu kami sarapan di restaurant. Sekitar pukul 07.50, bus datang. Oh ya, aku baru tahu kalau bus tidak boleh parkir terlalu lama di pinggir jalan. Kalau kelamaan, bisa kena denda. 

Perjalanan menuju Taif sekitar 1 jam 14 menit. Sepanjang perjalanan, muthawif menjelaskan tentang sejarah Kota Taif. Nah, yang membuat Taif sangat bersejarah dalam konteks Islam adalah perjuangan Rasulullah SAW saat berdakwah di sini. Ternyata Rasulullah SAW dihadapi dengan penolakan yang keras dan perlakuan yang sangat tidak menyenangkan. Para pemimpin Taif tidak hanya menolak ajaran Islam, tetapi juga menghasut rakyat untuk menghina dan mengusir Rasulullah. Bahkan mereka mengutus anak-anak dan orang-orang tidak beradab untuk melempari Rasulullah dengan batu hingga beliau terluka. Long story short, penduduk Taif akhirnya menerima ajaran Islam.

Aku sedih dan merinding banget mendengar cerita lengkapnya. Rasulullah bener-bener kuat dan pantang menyerah banget ya. Aku yang mentalnya cupu jadi ngerasa malu. Huhu.

Perhentian bus pertama adalah di Masjid Abdullah bin Abbas. Abdullah bin Abbas merupakan sahabat Rasulullah SAW yang terkenal dengan pengetahuan dan kebijaksanaannya. Beliau dikenal sebagai seorang mufassir (ahli tafsir) Al-Qur'an. Setelah Rasulullah wafat, Abdullah bin Abbas terus berperan penting dalam menyebarkan dan menjelaskan ajaran Islam.

Salah satu icon di Taif

Oh ya, di sini banyak banget pedagang, baik yang sudah tua maupun anak-anak. Ada yang menjual parfum, peci, sorban, tasbih, abaya, dan kurma. Mereka bisa berbahasa Indonesia dan menerima uang rupiah untuk bertransaksi. Mereka menyebutnya uang Jokowi. At this point, aku sadar kalau Pak Jokowi ternyata seterkenal itu, haha.

Setelah itu kami menuju ke restaurant yang sering banget aku lihat di story selebgram saat umrah. Restaurant ini benar-benar dikelilingi oleh gunung batu. Saat masuk ke dalam, ternyata pengunjungnya ramai dan tentu saja hampir semuanya adalah orang Indonesia. Kami memesan nasi mandi dengan lauk ayam dan kambing. Porsinya banyak banget, bisa untuk 4 orang. Aku juga memesan kunafa/kanafeh yang surprisingly enak banget! 

Lambung mungilku harus berkelahi dengan porsi
sebanyak ini

The best kunafa I've ever eaten!

Setelah kenyang dan beristirahat, kami menuju ke tempat pembuatan parfum yang ternyata menjual coklat dan aneka jajanan Arab lainnya. Aku membeli coklat untuk dijadikan oleh-oleh.

Lalu kami menuju Masjid Qarnul Manazil, yang merupakan tempat miqat bagi jemaah yang datang dari arah Riyadh. Kami pun boleh mengambil miqat di sini untuk melaksanakan umrah kedua. Namun muthawif menyarankan untuk umrah besok saja agar tidak terlalu lelah. Jadi kami hanya sholat zuhur dan ashar saja di sini. Hawa di sini benar-benar sejuk, airnya pun dingin. MasyaAllah.


(Backsound: Ya Lel Ya Leli)

Setelah selesai sholat dan berfoto-foto, kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan bersih-bersih, lalu lanjut sholat maghrib dan isya di Masjidil Haram.

Minggu, 28 Juli 2024

Setelah sholat subuh di Masjidil Haram, kami kembali ke hotel untuk sarapan. Jadwal hari ini adalah ziarah ke Jabal Rahmah dan mengambil miqat di Masjid Ji'ranah untuk melaksanakan umrah kedua. 

Jabal Rahmah terletak di wilayah Arafah, sekitar 20 km dari Makkah. Jabal Rahmah berbentuk bukit bebatuan dan dikenal sebagai "Bukit Kasih Sayang". Di sinilah Nabi Adam AS dan Hawa bertemu kembali setelah diusir dari surga dan berpisah selama ratusan tahun. 

Jabal Rahmah nggak pernah sepi pengunjung. Banyak pula jemaah yang naik ke puncak bukit. Aku memilih untuk nggak naik karena takut kelelahan saat umrah kedua nanti siang. Muthawif pun menyarankan agar kami nggak naik. By the way, ketebak lah ya aku berdoa apa selama di sini, hehe.


Seragam batik travel yang mesti dipake tiap city tour
dan saat di bandara. Untung di hotel bisa nyuci baju, hihi.

Setelah cukup lama di Jabal Rahmah, kami melanjutkan perjalanan ke Masjid Ji'ranah. Di perjalanan, kami melewati tenda jemaah haji yang dipakai setahun sekali. Semoga Allah segera memanggilku untuk melaksanakan ibadah haji. Alhamdulillah, aku sudah mendaftar haji dan estimasinya aku akan berangkat saat berusia 66 tahun. Semoga Allah memberiku umur yang panjang dan fisik yang sehat di usia senja itu, hiks. Aku juga berdoa semoga Allah memberiku rezeki supaya bisa daftar haji melalui jalur lain, yang masa tunggunya sebentar. Aamiin.

Tenda jemaah haji

Sesampainya di Masjid Ji'ranah, kami turun untuk mengambil miqat. Pengunjung di sini sangat ramai dan berasal dari berbagai negara. Setelah miqat dan mengucapkan niat, larangan ihram pun berlaku.

Setelah itu, kami kembali ke hotel untuk makan siang dan sholat zuhur. Lalu kami berangkat ke Masjidil Haram sambil membaca talbiyah. Lagi-lagi aku merinding dan menangis. Meskipun terik matahari sangat menyengat dan di sekitar Ka'bah sangat padat, namun Allah memberi kemudahan bagiku dan jemaah lain untuk menyelesaikan tawaf. Begitu pula dengan proses sa'i. Jalur yang kami lewati dingin dan nggak terkena terik matahari. Kami bisa berjalan agak santai tanpa berdesak-desakan. Perasaan syukur dan bahagia di hatiku mampu mengalahkan lelah yang kurasakan. 

Setelah sa'i selesai, kami melaksanakan tahallul dengan memotong rambut sedikit saja. Setelahnya kami sholat ashar berjamaah. Tiba-tiba bapakku bilang ingin mencukur habis rambutnya agar lebih afdhol. Untungnya di sekitar Masjidil Haram banyak Barber Shop. Tapi karena aku takut "kaget" melihat bapakku botak, aku berpesan ke tukang cukurnya untuk menyisakan rambut bapakku 2cm saja, hihi.

Setelah itu kami kembali ke hotel untuk bersih-bersih dan istirahat sebentar. Lalu kami ke Masjidil Haram lagi untuk sholat maghrib dan isya.

View menjelang maghrib <3

Senin, 29 Juli 2024

Pukul 03.00, aku dan orang tuaku sudah di Masjidil Haram. Hatiku rasanya mellow karena besok kami akan ke Madinah, yang artinya kami akan meninggalkan Makkah. Rasanya aku ingin lebih lama di sini. Tapi aku sadar bahwa setiap perjalanan akan selalu memiliki awal dan akhir.

Setelah sholat subuh dan sarapan, kami kembali ke kamar untuk packing. Lalu kami ke Masjidil Haram lagi untuk sholat zuhur. Setelah sholat, aku dan orang tuaku melaksanakan tawaf sunnah. Rasanya campur aduk. A feeling that words can't describe. Setelah tawaf, bapakku mengajakku untuk menyentuh Ka'bah. Awalnya aku takut karena di sekitar Ka'bah benar-benar sangat padat. Namun bapakku terus menggandeng tanganku dan tangan ibuku sampai akhirnya kami berhasil menyentuh Ka'bah. MasyaAllah.


Bapak dan Ibu <3

Setelah itu kami kembali ke hotel untuk makan siang dan kembali ke Masjidil Haram lagi sampai isya.

Minggu, 30 Juli 2024

Hari terakhir di Makkah. Semua jemaah bersama para muthawif sudah stand by di Masjidil Haram untuk melaksanakan sholat subuh. Setelah sholat subuh, kami semua melaksanakan tawaf wada, yaitu tawaf perpisahan sebelum meninggalkan Makkah.

Kami berdoa dan mengucapkan selamat tinggal kepada Ka'bah dengan harapan suatu saat bisa kembali lagi. Setiap sudut Masjidil Haram terasa semakin berarti, dan semua kenangan di sini akan selalu tersimpan di dalam ingatan kami.

Setelah tawaf wada, kami kembali ke hotel untuk sarapan, kemudian memeriksa barang-barang dan bersiap-siap untuk berangkat ke Madinah menggunakan bus. Walau berat hati, tapi aku sangat bersyukur karena Allah telah mengundangku dan kedua orang tuaku ke Tanah Suci.

Selama di sini, aku benar-benar merasa tenang. Beberapa doa yang kupanjatkan, langsung Allah kabulkan. Bahkan keresahan yang dulu pernah kurasakan, pertanyaan-pertanyaan di kepala yang membuatku bimbang, dan berbagai hal di masa lalu yang belum kuikhlaskan, benar-benar Allah tunjukkan hikmahnya di sini. Sekarang aku paham maksud dari kejadian yang pernah kualami. Aku makin yakin bahwa Allah adalah sebaik-baiknya tempat bersandar, di saat diri sendiri dan makhluk lain tidak bisa diandalkan.

Ya Allah, terima kasih untuk semua berkah yang Engkau berikan. Kumohon undang kami kembali ke Baitullah, untuk melaksanakan haji dan umrah :')

Bakal rindu sholat di shaf terdepan sedunia

I'll be back soon, insyaAllah