Assalamu'alaikum^^
Wow, saking gedebag-gedebugnya kehidupanku belakangan ini, aku sampai nggak sempat bikin postingan di bulan Juni. Tapi nggak apa-apa, sekarang aku kembali membawa cerita seru di bulan Juli 🥳
Beberapa waktu yang lalu, saat sedang makan sate taichan bareng sahabatku, Susanti, aku kepikiran ide yang agak absurd.
"San, gimana kalau kita pura-pura jadi turis di Kuta Mandalika?" tanyaku penuh semangat.
"Hah? Kita kan emang turis. Turis lokal."
"Iya sih… Tapi maksudku kayak turis asing gitu, yang jalan kaki keliling pantai, makan di restoran, terus cari gelato."
Susanti menatapku sinis. Bersahabat denganku selama 14 tahun membuatnya kebal dengan ide-ide aneh yang aku lontarkan.
Tapi serius deh, aku pengen lebih banyak jalan kaki saat lagi liburan di pulau sendiri, karena biasanya aku melakukan hal ini tiap liburan di luar pulau.
Walau sempat sinis, Susanti tetap menemaniku mewujudkan mimpi absurd ini. Kami pun berangkat ke Kuta Mandalika pada tanggal 6 Juli, pukul 07.00 pagi. Alhamdulillah, cuacanya cerah. Setelah satu jam perjalanan, kami tiba di pemberhentian pertama, yaitu Kawan Kopitiam, sebuah restoran yang menyajikan kuliner khas Malaysia.
Kami disambut oleh beberapa staf yang ramah. Setelah celingak-celinguk sebentar, kami memilih untuk duduk di pojokan karena ada sofa yang kelihatan nyaman. Lalu seorang staf datang membawakan buku menu. Look-nya fancy, kayak buku menu di restoran mahal. Pasti banyak yang mengira harga makanan di sini selangit (atau mungkin cuma aku yang berpikir begitu, wkwk). Tapi ternyata harganya affordable, lho. Minumannya start from 20 ribuan, dan makanannya start from 35 ribuan.
Salah satu kebiasaanku dan Susanti tiap kulineran adalah memesan dua (atau lebih) makanan untuk disantap bersama, biar sama-sama tahu rasanya, haha. Karena nanti rencananya kami mau ngemil-ngemil cantik, jadi kami sepakat buat nggak kalap dulu di sini. Untuk makanan, kami memesan Laksa Nyonya seharga Rp75.000 dan Kaya Toast seharga Rp35.000. Untuk minumannya, aku memesan Teh Tarik, sementara Susanti memesan Kopi Tarik.
Berhubung tahun lalu aku sempat liburan ke Malaysia, aku jadi tahu gimana rasa makanan dan minuman ini di negara asalnya. Jadi, aku nggak mau berekspektasi terlalu tinggi terhadap restoran ini. Kalau ternyata rasanya nggak seenak di Malaysia, ya nggak apa-apa.
Sekitar 10 menit kemudian, semua pesanan kami sudah tersaji di meja. Wow, ternyata porsi makanannya memang cocok untuk dimakan berdua.
Rasa Laksa Nyonya lumayan mirip dengan yang kumakan di Malaysia. Kuahnya gurih dan creamy, rasa bumbunya pas. Pokoknya tipe comfort food-ku banget. Udangnya gendut dan fresh. Susanti juga setuju kalau Laksa Nyonya ini enak.
Lalu kami mencoba Kaya Toast. Mantep banget dimakan pas masih hangat! Teh Tariknya juga sesuai seleraku, yaitu nggak terlalu manis dan pahit tehnya masih berasa.
Setelah makan, aku menyempatkan diri untuk menulis quote di journal-ku. Rencananya sih journal ini akan aku foto di pantai biar ala-ala Pinterest gitu, hehe.
![]() |
Restorannya cozy dan aesthetic |
Overall, aku suka dengan makanan, minuman, suasana, dan pelayanan di restoran ini.
Selanjutnya, aku dan Susanti berjalan kaki menuju Pantai Kuta. Jaraknya dekat banget dari Kawan Kopitiam. Pengunjung pantai lumayan ramai saat itu. Cuacanya juga lagi bagus sih. Cerah, tapi panasnya nggak terlalu menyengat.
Ciri khas Pantai Kuta Mandalika adalah air lautnya jernih dan pasirnya mirip butiran merica putih. Banyak pengunjung yang berenang karena ombaknya tenang dan aman, cocok buat santai-santai atau main air di pinggir pantai.
Aku dan Susanti mencari spot yang agak sepi karena kami mau bikin konten. Panas dan silau nggak menghalangi kami. Demi ngasih makan socmed, guys.
![]() |
Journal kesayanganku <3 |
![]() |
Quote yang kutulis saat di restoran tadi |
Setelah mengambil banyak foto dan video, kami menuju ke spot ikonik bertuliskan “Kuta Mandalika”. Banyak wisatawan bergiliran berfoto di depannya. Tiba-tiba, seorang fotografer lokal menghampiriku sambil menunjukkan kameranya. Ternyata dari tadi dia diam-diam ngefoto aku dan hasilnya… bagus! Akhirnya aku memutuskan buat pakai jasanya. Keren juga ya teknik marketingnya, wkwk. Harga per foto Rp2.000.
Lalu aku dan Susanti difoto di beberapa spot. Ada 15 foto yang menurut kami bagus, dan semuanya langsung dikirim ke HP. Jadi, kami mesti bayar Rp30.000. Worth it banget sih menurutku.
![]() |
Ini salah satu hasil fotonya <3 |
Karena adzan zuhur berkumandang, aku dan Susanti kembali ke Kawan Kopitiam untuk sholat. Musholanya kecil dan bersih. Toiletnya juga bersih. Rasanya fresh banget setelah hapus makeup, berwudhu, dan sholat. Tentunya aku pakai makeup lagi setelah sholat, siapa tau nanti mau foto-foto lagi, hihi.
Kami sempat bimbang sih mau ke mana lagi. Awalnya mau ngemil pastry di The Breakery, tapi ternyata kami masih kenyang. Setelah membuka Google Maps dan membaca review beberapa kafe terdekat, kami memutuskan ke Damonte untuk ngemil gelato.
Tempatnya nggak terlalu luas. Selain gelato, ada baju dan aksesoris juga di jual di sini. Pilihan rasa gelatonya lumayan banyak. Aku memesan 2 scoops dengan rasa dark chocolate dan mango. Agak kurang nyambung sih sebenarnya. Yang satunya nyoklat banget, yang satunya buah banget. Tapi totally fine kok.
Sebenarnya, aku dan Susanti tuh pengen sampai sore di sini. Pasti syahdu banget ngeliat sunset di pantai. Tapi tiba-tiba kami dapat kabar kalau di Mataram sedang hujan deras dan banjir di beberapa daerah. Sempat nggak percaya karena di Kuta cerah bangettt. Masa di Mataram hujan dan banjir?
Akhirnya, kami memutuskan untuk pulang aja ke Mataram. Dan ternyata benar, kami disambut hujan yang sangat deras. Di beberapa jalan raya juga banjir setinggi ban mobil. Alhamdulillah, rumah kami aman. Kayaknya tumben deh di Mataram banjir separah ini. Huuu, pengen getok orang-orang yang pada buang sampah di sungai deh 😡
Meski begitu, overall aku sangat suka dengan trip ke Kuta Mandalika ini. Kayaknya harus sering-sering jadi turis nih, hihi.