Thursday, June 13, 2024

Melancong ke Malacca City yang Indah dan Bersejarah

Assalamu'alaikum^^

Halo, rakyat Pak Jokowi! Semoga kita semua masih bisa happy di tengah isu politik dinasti, hihi.

Anyway, dari semua social media yang kupunya, aku paling suka TikTok. Banyak yang ngejelekin platform ini karena katanya isinya konten joget doang. Padahal kalau paham cara pakainya, TikTok tuh useful banget. Tiap pengen jalan-jalan, aku selalu mencari informasi di TikTok, terutama tentang destinasi wisata yang worth it untuk dikunjungi. Salah satu destinasi di Malaysia yang direkomendasikan oleh para TikTokers adalah Malacca City alias Kota Melaka, sebuah kota indah dan bersejarah, yang jaraknya sekitar 2,5 jam dari Kuala Lumpur.

Rasanya rugi kalau aku ke sana hanya untuk fotoan dan kulineran. Jadi, aku memutuskan untuk menggunakan jasa tour agar aku benar-benar memahami sejarah kota tersebut. Biaya bus, guide, dan lunch di Melaka adalah RM 200 (sekitar 680K rupiah) per orang.

Pukul 07.40, bus sudah datang menjemputku. Di dalam bus, ada 24 tourists (termasuk aku), 1 orang driver, dan 1 orang guide. Guide-nya merupakan orang India yang sudah lama tinggal di Malaysia. Beliau bisa berbahasa Melayu, India, dan Inggris dengan sangat fasih. Namun tentu saja selama perjalanan ini dia menggunakan bahasa Inggris karena para tourists berasal dari negara yang berbeda.

Sepanjang perjalanan, guide menjelaskan sejarah Melaka. Kota ini dulunya adalah ibu kota Kesultanan Malaka dan pusat peradaban Melayu pada abad ke-15 dan 16. Melaka pernah dikuasai oleh bangsa Portugis, Belanda, dan Britania Raya sampai akhirnya Malaysia merdeka pada tahun 1957. Lalu di tahun 2008, kota ini dinobatkan sebagai Kota Warisan Dunia (World Heritage) oleh UNESCO. 

Sesampainya di Melaka, aku terkejut karena ternyata di sini ramai bangettt. Mungkin karena hari Sabtu kali ya. Lalu guide mengajak kami berkeliling ke beberapa tempat.

1. RED SQUARE (DUTCH SQUARE)

Red Square adalah spot paling ikonik di Melaka. Di sini terdapat beberapa bangunan berwarna merah. Ada Christ Church Melaka yang dibangun pada tahun 1753 dan masih aktif dipakai beribadah sampai saat ini, kemudian ada museum etnografi yang dulunya merupakan The Stadthuys (gedung balai kota pemerintahan Belanda), dan ada clock tower. Ada juga taman dan air mancur yang membuat tempat ini menjadi semakin instagrammable. Uniknya lagi, di sini ada becak dekoratif yang belum pernah kulihat di mana pun sebelumnya. Banyak wisatawan yang berkeliling menggunakan becak ini. Seumur hidup, aku belum pernah naik becak karena nggak tega. Entahlah, padahal abang becaknya pasti happy dapet pelanggan. Tapi aku nggak tega deh beneran.




2. A FAMOSA

A Famosa adalah benteng Portugis yang dibangun pada tahun 1511 dan merupakan salah satu sisa arsitektur Eropa tertua di Asia. Dalam bahasa Portugis, 'A Famosa' artinya 'terkenal'. Dulunya benteng ini berdiri megah. Namun kemegahannya hilang dan sekarang yang tersisa hanya reruntuhan. 

Awalnya aku ragu untuk masuk ke dalam karena benteng ini keliatan rapuh. Ngeri-ngeri syedep kalau tiba-tiba runtuh. Tapi ternyata rasa penasaranku jauh lebih besar, jadi aku masuk ke dalam sebentar. Aku bisa merasakan vibes zaman kolonial selama berada di sini. 



Nggak jauh dari A Famosa, ada vending machine
yang menjual souvenir. Lucuuu.

3. ST. PAUL'S CHURCH

Di belakang A Famosa, ada Bukit Melaka yang dulunya bernama Bukit St. Paul. Di atas bukit ini ada St. Paul's Church yang dibangun pada tahun 1521 dan merupakan gereja tertua di Asia Tenggara. Sama seperti A Famosa, gereja ini pun hanya tinggal reruntuhan saja.

Pengunjung harus menaiki puluhan anak tangga untuk sampai ke atas. Awalnya aku ragu untuk naik ke atas karena takut kakiku pegel. Tapi ngeliat tourist lain yang usianya 50+ pada semangat naik, aku jadi pengen membuktikan ke diri sendiri kalau aku juga bisa. Me vs Me ceritanya, haha.

Gereja ini memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Tidak hanya makam St. Francis Xavier (misionaris Katolik perintis yang aktif di Asia Tenggara), di gereja ini juga ada kuburan dan makam orang Portugis dan Belanda. Meskipun sebagian jasadnya sudah dipindahkan ke negara masing-masing, namun bekas makam dan batu nisannya masih ada di sini.


Walau ternyata kakiku beneran pegel, tapi aku nggak nyesel naik ke atas karena bisa melihat pemandangan sebagus ini! 


4. JONKER WALK/JONKER STREET

Ketika diajak ke Jonker Walk, aku langsung teringat street food di Jalan Alor, Bukit Bintang. Vibes-nya mirip. Di sini banyak restaurant, penjual jajanan, dan toko souvenir. Jujur, aku merasa sedang berada di China, bukan di Malaysia. Belum lagi penjual dan wisatawannya memang kebanyakan dari China.

Kami diajak makan siang di sebuah restaurant, tapi aku lupa namanya. Yang aku ingat, guide bilang, "This is not a Chinese Restaurant, but this is Baba Nyonya Restaurant." Kurang lebih begitu. Kami dibagi menjadi 3 kelompok yang duduk di 3 meja terpisah. Berasa makan bareng bestie. Mana bule-bule ini makannya dikit banget. Padahal di meja sudah disajikan banyak makanan. Ada nasi, tofu, ayam kecap, udang, dan telur dadar. Semuanya enak! Untung aku nggak gengsian. Kuambil nasi sepiring dan nyobain semua lauk. Syukurnya ada 4 bule dari Nigeria dan US yang ikutan makan banyak. Nggak jadi malu deh aku.



5. MELAKA RIVER CRUISE

Melaka River Cruise juga ikonik. Wisatawan dapat menikmati keindahan kota ini dari tengah sungai dengan menaiki perahu selama 45 menit. Katanya sih view-nya lebih cakep di malam hari. Aku sebenarnya penasaran pengen naik perahu juga. Tapi karena aku mabok tiap naik perahu, aku membatalkan niat itu.

Jadilah aku fotoan dan bengong aja di pinggir sungai. Spot foto terbaik di sini menurutku adalah di seberang Casa del Rio. 




Sebenarnya ada beberapa tempat lain juga yang kami kunjungi, tapi aku nggak sempat foto karena keasyikan mendengar penjelasan guide. Aku juga nggak banyak jajan di sini, cuma makan siang di Baba Nyonya dan beli rujak (yang rasanya nggak seenak rujak Indo). Saranku, kalau ke sini pakailah running shoes karena kalian bakal banyak jalan kaki, pakai pakaian yang nyaman dan adem, dan bawa hat bucket. Serius, di sini panas banget. Panasnya lebih menyengat daripada di Kuala Lumpur.

But overall I really enjoyed this trip. Selanjutnya aku pengen main ke Ipoh dan Penang. Semoga kesampean. Aamiin.


Disclaimer: Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan nama tempat, tahun, atau informasi lainnya. Semua informasi kudapat dari guide, Wikipedia, dan beberapa artikel terpercaya.