Friday, December 29, 2023

Short Escape to Jogja (Part 2)

Assalamu'alaikum^^

Yeayyy, ternyata aku nggak mager nulis lanjutan dari postingan sebelumnya. Okay, langsung aja ya~

DAY 3

Pagi-pagi, aku dan Susanti sudah rapi. Rencananya kami bakal nyari sarapan dan oleh-oleh di Pasar Beringharjo. Setelah parkir motor, kami keliling mencari tempat makan yang ramai. Kalau tempatnya ramai, kemungkinan sih makanannya enak.

Pilihan kami jatuh ke nasi pecel yang jualan pakai gerobak di pinggir jalan. Pengunjungnya ramai banget. Ada yang duduk di kursi dan ada yang lesehan pakai tikar di trotoar. Sebenarnya aku kurang suka sama pecel Jawa karena rasanya beda jauh dengan pecel Lombok. Tapi nggak tahu kenapa, aku tetep pengen nyoba. Ternyata bener, aku kurang cocok sama rasa sayuran dan bumbunya. Tapi tetep aku makan sampai habis kok. Hehe.

Setelah kenyang, kami masuk ke dalam pasar. Tujuannya untuk mencari daster dan perbatikan duniawi lainnya. Penjual daster dan batik di sini tuh banyakkk bangettt dan lokasinya berdekatan. Definisi persaingan ketat. Tapi kulihat-lihat, semua toko tuh pasti ada aja pembelinya. Rezeki nggak bakal tertukar ya, shay.

Setelah blusukan di dalam pasar selama 2 jam, kami memutuskan balik ke hotel untuk naruh belanjaan dan ngadem. Lalu setelah solat zuhur, kami makan siang di Bakso Jawi Bu Miyar. Kata Leony, bakso gorengnya enak banget.

Ternyata bener! Bakso gorengnya juwarak! Kuahnya pun gurih, bahkan tanpa pake kecap, saus, dan sambal aja udah enak. Susanti sampai beli bakso goreng yang sudah dikemas untuk dibawa pulang karena emang seenak itu.

Selanjutnya kami ke Sadean Concept Store & Workshop Cafe di Bantul. Jalanan super panas dan berdebu kami lewati demi ke tempat yang viral di TikTok ini. Store ini menjual pernak-pernik lucu. Bahkan tempatnya aja lucu banget. Di sini kita juga bisa ngelakuin beberapa aktivitas seru seperti ngelukis di tote bag, canvas, hat, pot, vas, dan beberapa media lainnya. Bisa meronce manik dan punch needle juga. Harganya start from 10K sampai 55K.

Di lantai atas ada cafe. Karena udah kenyang, aku bingung mau order apa. Susanti iseng aja tuh order singkong goreng. Suprisingly enak banget dong singkongnya. Penasaran deh gimana cara bikinnya.

Aku memilih untuk melukis tote bag, karena tote bag-nya pasti bakal kepake banget. Kucari inspirasi gambar di Pinterest. Tapi karena tumben ngelukis lagi setelah bertahun-tahun, tanganku agak kaku dan lukisanku sepertinya nggak lebih bagus dari lukisan anak TK. 

Hampir pukul 17.00. (((Mahakarya)))ku sudah jadi, makanan dan minuman yang kami order juga sudah habis. Kami memutuskan untuk balik ke kota karena malam ini aku ada janji untuk ketemu Leony. Jujur aku agak nervous karena aku kenal Leony dari Twitter beberapa bulan yang lalu dan sebelumnya kami belum pernah ketemu. Tapi kami sering ngobrol via chat dan dia seru banget anaknya.

Setelah bersih-bersih dan solat maghrib, kami meluncur ke Raminten Kitchen. Kata Leony, makanan di restaurant ini enak semua. Sampai di sana, aku takjub melihat ambience, atmosphere, dan pakaian pelayannya yang bener-bener Jawa banget. Bahkan ada alunan suara gamelan selama kami di sana.

Aku ke lantai 2 dan bertemu Leony untuk pertama kali. Kami berjabat tangan dan cipika-cipiki. Ternyata anaknya ramah dan seasyik di chat. Jadi aku nggak nervous sama sekali. Kami ngobrol beberapa menit sampai akhirnya memesan makanan. Aku memesan kwetiau dan buah potong. Rasa kwetiaunya enak, tapi teksturnya terlalu lembek. Porsinya juga banyak. 

Selama kurang lebih 1,5 jam, aku dan Leony ngobrolin banyak hal. Tentang financial, love story, dan tentunya kami juga berdiskusi tentang mutual Twitter yang sama-sama kami kenal, wkwk.

Leony is on the left

Setelah itu, kami berpisah. Leony ada acara bareng temen-temennya yang lain dan aku ke Malioboro bareng Susanti. Kami penasaran seramai apa Malioboro di malam Minggu. Ternyata ramai banget nget ngettt. Banyak couples pula. Kan jadi pengen, huft.

Sekitar pukul 23.00, kami balik ke hotel. Kami harus packing karena besok siang bakal ke bandara dan pulang ke Lombok.


DAY 4

Last day. Hari ini kami bakal nyari oleh-oleh di Punokawan Mart, lokasinya di Jalan Malioboro. Kalau kemarin nyari oleh-oleh batik, kali ini kami nyari oleh-oleh makanan. Tapi sebelumnya, isi perut dulu dong ya.

Kami sarapan di Rumah Makan Soto Ayam 61. Kuah sotonya bening dan kurang asin (or kurang micin?) menurutku. Even sudah kutambahin sambal pun tetap kurang pas aja gitu rasanya. Tapi lumayan lah untuk mengisi amunisi sebelum hunting oleh-oleh.

Setelah kenyang, kami berjalan kaki ke Punokawan Mart. Tempatnya nggak terlalu gede, tapi banyak jenis makanan yang dijual. Aku beli keripik pisang keju karamel, coklat, dan pastry. Kalau bakpia sih better beli langsung di pusatnya karena lebih murah dan fresh from the oven. Aku sebenarnya paling suka merk Bakpiaku, tapi karena harganya lebih mahal dan aku mesti beli banyak buat orang rumah dan kantor, jadi aku beli Bakpia Pathok 25. Rasanya juga enak sih. Kedua terenak setelah Bakpiaku menurutku.

Setelah semua oleh-oleh terbeli, kami mampir ke mall dulu untuk nyari sepatu dan Puyo. Di Lombok nggak ada Puyo sih, haha. Mumpung lagi di sini kan. Tapi karena belanjaan kami banyak dan nggak muat di motor, sedangkan kami juga mesti ambil laundry-an, jadi aku order Gocar untuk membawa oleh-oleh dan Puyo. Sedangkan Susanti ngambil laundry sendiri.

Ada kejadian kurang nyaman antara aku dan driver-nya. Beliau berumur sekitar 60an, tapi badannya keliatan sehat dan kekar. Padahal beliau liat tuh aku lagi ribet dengan 2 kantong plastik oleh-oleh, 2 box gede Bakpia Pathok, dan 2 Puyo, tapi beliau sama sekali nggak bantuin aku buat masukin oleh-olehnya ke mobil. Aku masukin semuanya sendirian, huhu.

Trus pas di mobil, ada percakapan kek gini :

Aku yang Cantik tapi Unstable (selanjutnya akan disingkat ACU)

Driver Cuek (selanjutnya akan disingkat DC)

DC : "Padahal oleh-olehnya nggak banyak, Mba. Muat kok di motor."

ACU : "Harusnya muat, Pak. Tapi temen saya mau ambil laundry 2 tas gede. Jadi nggak bakal muat nantinya."

DC : "Padahal hotelnya juga deket." (Berbicara dengan nada sinis dan tanpa senyum sama sekali)

ACU : (Diam dan bingung sambil menatap Puyo)

Puyo my love

Hotelnya memang dekat, sekitar 1 km. Tapi dengan cuaca panas dan banyak barang bawaan, apa salahnya sih order Gocar? Lagian aku juga bayar. Kalau memang nggak bersedia, harusnya tolak atau cancel aja order-anku dari awal. Sampai depan hotel pun, aku ngeluarin semua barang sendirian. He didn't help me at all. Pasti love language beliau bukan act of service.

Syukurnya dari kemarin aku ketemu strangers yang ramah dan baik terus sih. Semoga first and last time deh ada kejadian begini. Hufttt.

Sampai di hotel, kami mandi dan ganti baju karena bener-bener lepek saking gerahnya. Pukul 13.00 kami check out dan balikin motor. Lalu kami order Gocar dan ke stasiun. Dari stasiun kami ke Yogyakarta International Airport. Ternyata pesawatnya delay lumayan lama, sampai kami makan 3 kali di 3 restaurant berbeda saking lapernya.


Selama di kereta dan bandara, aku ngerasa hampa dan sediiih banget. Bener-bener sedih sampai nggak tahu mesti gimana supaya ngerasa lebih baik. Tapi aku sudah janji sama diri sendiri, sampai di Lombok, aku harus bangkit dan nggak boleh sesedih ini lagi.

Sekarang sudah 2 bulan sejak aku kembali dari Jogja. Aku masih sering sedih, tapi nggak separah sebelumnya. Bentar lagi 2024. Semoga Allah mempermudah jalanku dan segala kesulitanku. Kemudian, semoga Allah menyembuhkan orang-orang yang pernah sakit karena perkataan dan perbuatanku. Aamiin.

InsyaAllah tahun depan bakal lebih banyak jalan-jalannya. Mungkin aku bakal ke Jogja lagi, tapi dalam keadaan happy. Hihi.