Thursday, December 14, 2023

Short Escape to Jogja (Part 1)

Assalamu'alaikum^^

Alhamdulillah, I feel better now. Ngebaca ulang postingan sebelumnya, rasanya bangga sama diri sendiri karena bisa survive sampai saat ini. Bulan Juli - November memang berat banget buatku. Puncak kesedihanku ada di bulan Oktober. Akhirnya pada 19 - 22 Oktober, aku memutuskan (secara impulsif) untuk escape ke Jogja. Kuambil cuti dan berangkat bareng Susanti. Aku janji sama diriku sendiri, after balik dari Jogja, aku bakal bangkit dan berusaha untuk happy.

Walau hidup lagi capek-capeknya dan hati lagi patah-patahnya, aku tetap menyusun itinerary dan bertekad mengunjungi banyak tempat wisata serta makan enak selama di sana. Aku butuh pengalihan untuk pikiranku yang nggak keruan.

DAY 1

Aku mengambil penerbangan pagi dan sampai di hotel dekat Malioboro sekitar pukul 08.00 WIB. Biasanya orang-orang kalau ke Jogja bakal nyari gudeg. Berhubung aku nggak suka gudeg, jadi aku bakal nyari makanan famous lainnya. Kutanya ke receptionist, katanya nggak jauh dari hotel ada soto legend namanya Soto Ayam Pak Dalbe. Akhirnya aku ke sana menggunakan motor yang sudah kusewa di jogjig.com dengan harga 70K/hari. Warungnya kecil, tapi ramai. Aku makan di trotoar di depan warung bareng beberapa customers lainnya. Trotoarnya luas, bersih, dan ada kursinya.

Setelah makan yang anget-anget, aku dan Susanti pengen makan yang dingin-dingin. Kami pun ke Tempo Gelato yang viral banget. Tempatnya fancy dengan tema vintage. Aku memesan gelato 3 rasa (cup medium) dengan harga 45K. Rasa yang kupilih adalah lemon grass (yang surprisingly terenak menurutku), raspberry, dan kiwi.

Di lantai atas ada mushola. Kami numpang solat zuhur di sana. Cukup lama kami berpikir (sambil ngadem), apakah siang itu kami harus jalan-jalan atau balik ke hotel? Hawa di luar bener-bener panas. Rasanya pengen ngadem di kamar aja. Tapi sayang dong udah jauh-jauh ke Jogja, eh malah lebih banyak rebahannya. Jadi kami putuskan untuk pergi ke Taman Sari.

Ternyata di Taman Sari panasss puolll. Jauh lebih panas daripada di jalan. Harga tiket masuknya 15K per orang. Saat itu lumayan banyak pengunjung dan kulihat mereka semangat berfoto ria. Baiklah, kami nggak mau kalah. Aku dan Susanti pun mencoba untuk semangat walau sebenarnya udah nggak kuat.

Sekitar pukul 16.00 WIB, kami balik ke hotel. Lega banget rasanya ketemu AC! Setelah rebahan sekitar 1 jam, kami mandi bergiliran, dandan, dan solat maghrib. Di itinerary, harusnya kami dinner di restaurant di daerah Sleman. Tapi kejauhan. Mutual twitterku yang sempat lama tinggal di Jogja (namanya Leony), menyarankanku untuk dinner di Seafood Lembur Kuring. Katanya sambalnya enak banget.

Lokasinya nggak terlalu jauh dari hotel. Ternyata tempat ini menggunakan tenda di pinggir jalan. Nggak terlalu besar, tapi hampir semua mejanya penuh. Kami memesan ikan bawal goreng, kerang rebus, dan udang saus tiram. Bersamaan dengan makanan yang kami pesan, disajikan juga sambal yang unik banget. Aku chat Leony, katanya sambal inilah yang menurutnya enak. Lalu aku mencobanya. Yang menonjol adalah rasa segar nanas dan gurih kacang. Nggak pedas samsek. Aku nggak tahu komposisi lainnya. Rasanya kurang cocok di lidahku. Untungnya di tiap meja sudah disediakan sambal goreng yang lumayan pedas. Kucek review tempat ini di google maps, ternyata banyak juga tuh penggemar sambal nanas dan kacang.

Setelah kenyang, kami keliling sebentar di Malioboro dan kembali ke hotel. Well, menurutku belum ada makanan yang bener-bener enak sih di DAY 1. That's okay, masih ada hari esok. Kuyakin di DAY 2, 3, dan 4 bakal nemu makanan enak lainnya.


DAY 2

Sesuai dengan yang kutulis di itinerary, pagi itu kami sarapan di Pawon Mbah Gito, lokasinya di Sleman. Ambience-nya Jawa banget dengan pemandangan rice field. Pengunjungnya ramai. Hampir semua meja penuh.

Saat baru masuk, kami disambut pelayan yang ramah dan komunikatif. Kami diarahkan untuk memilih menu yang disajikan secara prasmanan. Lalu kami diantar ke meja yang kosong. Aku memilih lauk sate ayam, telur balado, tempe orek, dan sayur asem, kemudian minumnya jeruk hangat. Aku suka semua lauk yang kupilih karena rasanya homey, kayak lagi makan di rumah nenek, hihi. Belum lagi view-nya yang hijau dengan hawa sejuk. Berasa lagi pulang kampung padahal aku nggak punya kampung. Minusnya cuma 1 sih, yaitu jarak antar meja terlalu dekat sehingga agak susah kalau jalan karena takut nyenggol orang. Suara pengunjung lain saat ngobrol juga kedengeran. But overall, I love this restaurant!

Setelah sarapan, kami meluncur ke Obelix Village. Sempat ragu sama arahan google maps, karena kami melewati daerah persawahan sepi dan nggak ada kendaraan yang lewat sama sekali. Ternyata maps nggak salah. Obelix memang terletak di tengah sawah. Mungkin karena kami ke sana hari Jumat, jadi jalanannya sepi.

Tiket masuk 15K per orang (seingatku). Di sana ada flower garden, mini farm, mini zoo, river deck, dan restaurant. Rasanya kayak di dunia fantasi karena banyak bunga warna-warni dan bangunannya juga unik. Namun karena hawanya panas banget, kami nggak sanggup berlama-lama keliling dan foto-foto. Kami pun mampir ke salah satu restaurant di sana dan makan es krim. Penjualan es krim pasti meningkat banget ya akhir-akhir ini.

Saat zuhur, kami memutuskan kembali ke hotel. Bener-bener nggak memungkinkan buat jalan-jalan lagi dengan hawa sepanas ini. Daripada aku berubah jadi orang yang tempramental karena kegerahan, ada baiknya ngadem dulu.

Sampai di hotel, kami solat zuhur dan lanjut tidur siang. Menjelang ashar, kami order ayam Jatinangor. Aku suka banget ayam ini. Jatinangor House nggak pengen buka gerai di Lombok apa ya?

Setelah solat maghrib, kami ke Roka Ramen karena kata orang-orang di TikTok, salah satu ramen terenak di Jogja tuh di Roka. Sampai di sana, ternyata kami masuk waiting list dulu. Jumlah orang yang masuk di waiting list dengan orang yang sedang makan tuh hampir sama. Seramai itu, shay. 

Sekitar 15 menit kemudian, kami dipanggil dan diarahkan ke meja yang kosong. Aku lupa nama menu yang kupesan. Kuahnya light dan asinnya pas. Kuberi nilai 8.5/10 untuk ramennya. Unfortunately gyoza-nya kurang enak. Nilainya 4/10.

Overall makanan di DAY 2 lebih memuaskan dibanding DAY 1. Sebenarnya kalau liburan tuh aku lebih mengutamakan hunting makanan daripada jalan-jalan ke tempat wisata. Jadi kalau nemu makanan enak, rasanya happy banget!

Segitu dulu ceritanya. Semoga aku nggak mager nulis cerita DAY 3 dan DAY 4 di postingan selanjutnya, wkwk.