Assalamu'alaikum^^
Hai, teman-teman blogger! Semoga kalian dalam keadaan sehat dan semangat. Jujur ya, aku tuh nggak nyangka, ternyata masih ada lho yang mampir ke blogku yang jarang update ini. Nggak sebanyak dulu sih. Tapi lumayan lah views-nya masih ribuan per bulan.
Tadi aku ngebaca ulang postinganku waktu zaman kuliah. Ternyata aku lumayan absurd ya (sorry baru sadar). Bisa-bisanya dulu aku nyeritain tentang semut yang berbaris di dinding, bahkan tentang kucing kampung yang lagi bunting?!?! Kayaknya dulu aku nggak punya beban sama sekali, makanya aku punya banyak waktu luang untuk membahas hal se-random itu.
Yup, adulting mengubah banyak hal, mulai dari cara pandang sampai cara menghabiskan waktu luang. Sometimes, I miss those simpler times when I could just sit around, write about random things, kayak barisan semut di dinding.
Sekarang aku sibuk melakukan banyak adegan dewasa. Contohnya: bekerja, membayar pajak, menabung, dan membahagiakan orang tua. And you know what, adegan dewasa yang baru-baru ini kulakukan adalah… membeli rumah. Can you believe that? Aku, yang dulu menulis soal kucing kampung, sekarang sudah bisa membeli rumah sendiri. Nggak nyangka ternyata aku sudah tua dewasa.
Teman-teman seumuranku memang sudah banyak yang membeli rumah sejak usia 20-an. Aku pun sudah disuruh membeli rumah oleh ibuku sejak tahun 2019, tapi saat itu aku punya banyak pertimbangan. Pertama, aku belum financially stable dan aku nggak berani ngutang di bank, takutnya malah jadi beban pikiran. Kedua, aku masih nyaman tinggal di rumah orang tuaku yang lokasinya strategis di tengah kota, jadi kenapa harus pindah? Ketiga, honestly, aku pikir aku nggak bakal menua di Lombok. Aku pernah hampir tinggal di kota lain. Awal tahun ini aja aku kepikiran buat kuliah di Malaysia dan sampai saat ini aku masih sering mencari informasi beasiswa S2 di luar negeri.
Tapi seiring berjalannya waktu, banyak hal yang berubah. Aku harus realistis sama kehidupan. Mungkin ada saatnya aku harus berhenti sejenak menggantungkan diri pada mimpi-mimpi yang nggak selalu berjalan sesuai rencana, dan mulai membangun sesuatu yang lebih nyata dan ada di depan mata, seperti... membeli rumah.
Aku selalu membuat resolusi dan target setiap tahun supaya hidupku lebih terarah dan semangatku tetap terjaga. Alhamdulillah, hampir semua target di 2024 sudah tercapai. Aku sempat bingung, target apa lagi yang harus kuusahakan agar aku semangat mencari cuan? Akhirnya setelah berdiskusi dengan orang tuaku, aku memutuskan untuk membeli rumah di tahun ini. Rasanya campur aduk sih—ada perasaan deg-degan, tapi juga ada rasa bangga karena ini adalah bagian dari perjalanan menjadi dewasa. Dih, bijak banget gue.
Sebelum memutuskan untuk membeli rumah, aku sudah sempat survey ke beberapa developer. Dari beberapa pilihan yang ada, sejak awal, aku langsung jatuh hati pada rumah ini, apalagi developer-nya termasuk yang paling berpengalaman di Lombok. Lokasinya hanya 5 menit dari kota dan di sekitarnya masih asri. Kemudian di dalam perumahannya sudah ada fasilitas jogging track, taman, masjid, dan pertokoan. InsyaAllah sistem keamanannya juga bagus.
Desain rumahnya minimalis dan aesthetic, dengan luas lahan 84m²—cukup untuk menciptakan ruang yang nyaman dan nggak terlalu ribet untuk dirawat. Ruang tamu, dapur, dan dua kamar dilengkapi dengan ventilasi dan jendela yang lebar, sehingga cahaya alami bisa masuk dengan maksimal. Dan yang paling kusuka, halaman belakangnya lumayan luas. Perfect banget buat aku yang suka bengong.
Di saat orang tuaku sibuk memikirkan perabotan apa saja yang perlu kubeli—mulai dari sofa, meja, spring bed, sampai lemari—aku justru lebih sibuk memikirkan tanaman apa saja yang akan kutaruh di halaman belakang. Aku sudah membayangkan ada rak-rak kayu untuk pot kecil di pojokan, bunga bougenville setinggi tembok di tengah, lalu ada mawar merah dan anggrek putih, serta beberapa tanaman hias seperti monstera dan peace lily untuk menambah kesan hijau. Kemudian ada tempat duduk kecil untuk bengong dan ngeteh cantik di pagi hari. Mimpi sederhana, tapi bikin hati bahagia ngebayanginnya. MasyaAllah tabarakallah.
![]() |
Pokoknya bougenville harus ada di halamanku 😍 |
Sebelum survey, kupikir 84m² itu kecil. Soalnya sejak lahir, aku tinggal di rumah orang tuaku yang lumayan luas dengan dua lantai. Ruangannya banyak kayak kos-kosan dan halamannya lebar. Rasanya aneh membayangkan harus pindah ke rumah yang jauh lebih kecil.
Tapi waktu aku cerita ke ibuku tentang kekhawatiranku, beliau malah ketawa dan bilang, “Di kamar yang ukurannya 4x4 meter aja kamu betah kok rebahan seharian nggak keluar-keluar, apalagi kalau luasnya 84m².” Aku sempat terdiam, lalu menyadari, “Oh ya juga ya, hahaha.” Yang penting, rumahnya nyaman dan bisa jadi tempat untuk recharge setelah kerja seharian.
Jadilah akhir-akhir ini, hampir setiap hari aku sibuk mencari inspirasi desain rumah minimalis sambil mencatat perabotan apa saja yang perlu kubeli. Aku ingin rumahku nggak dipenuhi banyak barang, makanya aku benar-benar selektif memilih barang apa saja yang akan ada di setiap sudut ruanganku.
Aku ingin tone rumahku warm, sesuai dengan kepribadianku yang 'cewek bumi' banget. Aku membayangkan warna-warna netral seperti beige, cokelat, dan sentuhan hijau dari tanaman yang bisa menciptakan suasana hangat dan welcoming. Ditambah dengan furnitur kayu yang sederhana tapi elegan, agar kesan alami dan cozy semakin terasa. Nggak perlu yang mewah-mewah, yang penting bikin betah dan ada rasa tenang setiap pulang ke rumah.
Eh, tapi rumahku belum jadi, lho! Kemungkinan baru bisa ditempati di bulan Januari 2025. Kok aku semangat banget ya nyeritain rumah yang belum jadi, haha. Tapi beneran excited, guys! Rasanya pengen cepat-cepat menempati dan merenovasinya sesuai dengan desain yang sudah aku bayangkan selama ini.
Padahal, kalau dipikir-pikir, pusing juga mikirin biaya renovasi dan beli perabotannya. Tapi untungnya, aku punya amunisi. Sejak tahun 2018, aku sudah rutin menabung di Pegadaian Digital, beli emas dikit-dikit tiap bulan, dan sampai sekarang belum pernah kucairkan. Kebetulan banget, sekarang harga emas lagi tinggi. Mungkin aku bakal mencairkan sebagian emasku untuk tambahan biaya renovasi.
Walaupun rumahnya belum bisa ditempati, aku sudah kebayang betapa serunya (dan pusingnya) proses renovasi nanti—memilih cat tembok, merancang tata letak perabot, membuat kitchen set, dan menata tanaman di halaman belakang. Rasanya seperti menghidupkan semua ide yang sudah lama bersarang di kepala. Doakan ya, semoga prosesnya lancar dan rumah impian ini bisa jadi kenyataan.
Ya Allah, terima kasih untuk semua rezeki ini. Semoga aku selalu merasa cukup dan terus bersyukur atas segala nikmat yang Engkau beri. Dan semoga rumah kecil ini bisa menjadi tempat yang penuh kedamaian, ketenangan, dan kebahagiaan. Aamiin.
Untuk teman-teman yang punya mimpi, semoga Allah senantiasa membantu kalian untuk mewujudkannya, ya 💕