Matanya sama sekali tak berkedip. Hatinya terlalu sakit.
Kalau saja di sekitarnya sedang tidak ramai, mungkin dia akan menumpahkan
tangisnya tanpa perlu berpikir lagi. Di seberang sana, dia melihat Dylan sedang
bercengkrama dengan seorang wanita. Terlihat sangat mesra. Sesekali wanita itu
menyentuh tangan, bahkan pipi Dylan.
Dia; seseorang yang sedang memerhatikan kemesraan Dylan
dari kejauhan, adalah kekasih Dylan. Tetapi tidak ada
satu pun orang yang mengetahui status hubungan mereka karena mereka memang sengaja
merahasiakannya. Walau mereka sering bersama, namun orang-orang mengira
mereka hanya berteman saja.
Kini dia sudah tak tahan lagi. Dia pun menghampiri Dylan yang
masih asyik bercengkrama dengan wanita itu.
“Dylan,” panggilnya pelan, tapi berhasil membuat Dylan
terkejut dan terlihat gugup.
Secapat kilat Dylan menarik tangan kekasihnya dan mengajaknya masuk ke dalam mobil, meninggalkan wanita yang tadinya sedang bercengkrama dengannya tanpa
sepatah kata pun. Dylan merasa bersalah. Sangat bersalah. Dylan tahu betul
bahwa kekasihnya sangat sakit hati saat ini.
Untuk beberapa menit mereka sama-sama diam. Dylan menarik
nafas panjang dan mencoba untuk menjelaskan.