Monday, October 28, 2024

Memetik Strawberry di Kaki Gunung Rinjani

Assalamu'alaikum^^

Halo, rakyat Pak Prabowo dan Mas Gibran. Nggak berasa bentar lagi 2024 berakhir, ya. Semoga kita semua mengakhiri tahun ini dengan bahagia.

Ngomong-ngomong, kemarin saat aku merapikan foto-foto di iCloud Drive, aku baru ingat kalau beberapa bulan yang lalu aku dan teman-teman kantorku liburan tipis-tipis ke Sembalun yang lokasinya di kaki Gunung Rinjani. Fotonya bagus-bagus, sayang deh kalau nggak di-post di sini.

Sebenarnya tujuan awalnya bukan untuk liburan, melainkan kondangan. Yup, salah satu teman kantorku menikah dan acara resepsinya di dekat Sembalun. Aku dan teman-temanku menghadiri acaranya. Setelah selesai makan-makan di kondangan, kami nggak langsung balik ke Kota Mataram. Rasanya sayang banget sudah menempuh 2.5 jam perjalanan, tapi malah langsung pulang. Akhirnya kami sepakat untuk mampir ke Sembalun.

Sembalun terkenal karena hawanya yang sejuk dan view-nya yang cakep puolll. Bukit-bukit sejauh mata memandang dan banyak perkebunan. Cocok banget buat refreshing dan escape sejenak dari keramaian kota. Selain itu, Sembalun juga sering jadi titik awal buat pendaki yang mau menaklukkan Gunung Rinjani. Tapi buat yang nggak niat mendaki seperti kami, banyak hal lain kok yang bisa dilakukan di sini.

Thursday, October 24, 2024

Rumah Impian Jadi Kenyataan

Assalamu'alaikum^^

Hai, teman-teman blogger! Semoga kalian dalam keadaan sehat dan semangat. Jujur ya, aku tuh nggak nyangka, ternyata masih ada lho yang mampir ke blogku yang jarang update ini. Nggak sebanyak dulu sih. Tapi lumayan lah views-nya masih ribuan per bulan.

Tadi aku ngebaca ulang postinganku waktu zaman kuliah. Ternyata aku lumayan absurd ya (sorry baru sadar). Bisa-bisanya dulu aku nyeritain tentang semut yang berbaris di dinding, bahkan tentang kucing kampung yang lagi bunting?!?! Kayaknya dulu aku nggak punya beban sama sekali, makanya aku punya banyak waktu luang untuk membahas hal se-random itu. 

Yup, adulting mengubah banyak hal, mulai dari cara pandang sampai cara menghabiskan waktu luang. Sometimes, I miss those simpler times when I could just sit around, write about random things, kayak barisan semut di dinding.

Sekarang aku sibuk melakukan banyak adegan dewasa. Contohnya: bekerja, membayar pajak, menabung, dan membahagiakan orang tua. And you know what, adegan dewasa yang baru-baru ini kulakukan adalah… membeli rumah. Can you believe that? Aku, yang dulu menulis soal kucing kampung, sekarang sudah bisa membeli rumah sendiri. Nggak nyangka ternyata aku sudah tua dewasa.

Wednesday, October 16, 2024

My Umrah Journey (Part 2)

Assalamu’alaikum^^

Postingan ini adalah kelanjutan dari postingan sebelumnya.

Rabu, 31 Juli 2024

Alhamdulillah, setelah menempuh perjalanan selama 6 jam dengan bus, kami sampai di Madinah pada tanggal 30 Juli, sekitar pukul 21.00. 

Setelah beristirahat beberapa jam, kami ke Masjid Nabawi pada pukul 03.00 dini hari untuk sholat tahajud berjamaah. Jarak dari hotel ke Masjid Nabawi sangat dekat. Di perjalanan, kami melewati pertokoan yang menjual abaya, jubah, sorban, dan oleh-oleh. Hampir semua pedagang di sini lancar berbahasa Indonesia. Saat jemaah asal Indonesia lewat, mereka akan beraksi menawarkan dagangannya. Namun menjelang adzan berkumandang, toko-toko ini akan tutup.

Sesampainya di Masjid Nabawi, aku merasa terharu. Masjid yang fotonya kujadikan wallpaper hp selama setahun (fotonya kuminta di sepupuku yang lebih dulu umrah), kini ada di depan mataku. MasyaAllah.

Berbeda dengan di Makkah, hawa di sini lumayan sejuk. Suasananya pun benar-benar tenang. Kalau di Masjidil Haram, kita harus berjalan cepat dan sering berdesak-desakan, terutama jika ingin sholat di dekat Ka'bah. Nah, kalau di Masjid Nabawi, kita bisa berjalan santai tanpa berdesakan.

Friday, September 13, 2024

My Umrah Journey (Part 1)

Assalamu’alaikum^^

Aku percaya bahwa Allah adalah sebaik-baiknya perencana dan akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Ketika kita menginginkan sesuatu, kuyakin Allah akan mengabulkannya, entah sekarang atau mungkin di masa depan.

Sejak kecil, aku selalu bermimpi untuk bisa umrah dan haji di usia muda. Alhamdulillah, Allah memberiku rezeki untuk bisa umrah di tahun ini. Bahkan aku nggak berangkat sendiri, melainkan bersama kedua orang tuaku.

Aku mendaftar umrah pada tanggal 25 April dan dijadwalkan berangkat pada tanggal 24 Juli. Aku menunggu waktu keberangkatan sambil mempersiapkan diri, yaitu dengan mempelajari materi tentang umrah, menghafal surah dan doa-doa, jogging tiap pagi supaya kuat saat tawaf dan sa'i, makan makanan sehat setiap hari, dan tentunya membeli beberapa pakaian syar'i. 

Waktu yang ditunggu akhirnya tiba. Campur aduk rasanya. Aku merasa excited, happy, sedih, bersyukur, dan... takut. I don't know how to explain it. Beberapa temanku yang sudah pernah umrah juga mengaku merasakan hal yang sama.

Thursday, June 13, 2024

Melancong ke Malacca City yang Indah dan Bersejarah

Assalamu'alaikum^^

Halo, rakyat Pak Jokowi! Semoga kita semua masih bisa happy di tengah isu politik dinasti, hihi.

Anyway, dari semua social media yang kupunya, aku paling suka TikTok. Banyak yang ngejelekin platform ini karena katanya isinya konten joget doang. Padahal kalau paham cara pakainya, TikTok tuh useful banget. Tiap pengen jalan-jalan, aku selalu mencari informasi di TikTok, terutama tentang destinasi wisata yang worth it untuk dikunjungi. Salah satu destinasi di Malaysia yang direkomendasikan oleh para TikTokers adalah Malacca City alias Kota Melaka, sebuah kota indah dan bersejarah, yang jaraknya sekitar 2,5 jam dari Kuala Lumpur.

Rasanya rugi kalau aku ke sana hanya untuk fotoan dan kulineran. Jadi, aku memutuskan untuk menggunakan jasa tour agar aku benar-benar memahami sejarah kota tersebut. Biaya bus, guide, dan lunch di Melaka adalah RM 200 (sekitar 680K rupiah) per orang.

Pukul 07.40, bus sudah datang menjemputku. Di dalam bus, ada 24 tourists (termasuk aku), 1 orang driver, dan 1 orang guide. Guide-nya merupakan orang India yang sudah lama tinggal di Malaysia. Beliau bisa berbahasa Melayu, India, dan Inggris dengan sangat fasih. Namun tentu saja selama perjalanan ini dia menggunakan bahasa Inggris karena para tourists berasal dari negara yang berbeda.