Sunday, September 28, 2025

Hiking ke Royal Batu Bolong

Assalamu'alaikum^^

Hi, guys. Semoga kita semua masih waras ya di tengah kejadian-kejadian mencengangkan yang terus bermunculan di negeri tercinta ini. Tiap hari tuh ada aja berita baru yang bikin dahiku mengkerut. Mulai dari kasus mutilasi, korupsi, rumah pejabat yang dijarah, sampai pasangan seleb yang tiba-tiba pisah. Dar der dor banget ya 2025 ini.

Dalam rangka menjaga kewarasan, aku sampai berusaha mengurangi screen time, karena kalau terlalu banyak scrolling dan baca berita negatif, pasti malamnya aku susah tidur. Usaha lain yang kulakukan adalah dengan kembali aktif menjadi pelari kalcer. Aku sempat vakum lari selama sebulan. Akibatnya, aku jadi gampang lelah dan burnout.

Nah, karena belakangan aku sering upload story pas lagi lari, tiba-tiba Mbak Nurul (temanku dari kantor yang sebelumnya) ngajakin aku hiking. Tentunya bukan ke bukit yang tinggi apalagi ke Gunung Rinjani. Karena masih pemula, kami memutuskan untuk hiking ke Royal Batu Bolong, yaitu sebuah resort yang memiliki jalur hiking di dalamnya. 

Tempat ini memang sedang ramai dikunjungi karena jalurnya mudah dan pemandangannya luar biasa indah! Sepanjang perjalanan sampai ke puncak, kita bisa menikmati pemandangan laut dan siluet Gunung Agung.

Akhirnya, kami merealisasikan wacana ini di suatu Minggu pagi yang cerah, sekitar pukul 07.00 WITA. Biaya masuknya Rp2.000 per orang. Dari bawah, aku sudah bisa melihat spot yang akan kami tuju. Kelihatan tinggi dan jauh sekali! Tapi aku optimis sih bisa menuju puncak gemilang cahaya, mengukir cita, seindah asa (you sing, you lose, wkwk).

Awalnya sih masih jalan santai, ya. Tapi lama-lama kaki mulai terasa berat karena jalurnya makin menanjak. Aku dan Mbak Nurul pun mulai ngos-ngosan. Untungnya, jalurnya bagus. Pemandangan yang syahdu juga bikin tetap semangat. Kalau di perjalanan aja udah seindah ini, kebayang kan gimana cantiknya di puncak nanti?


Di sepanjang jalan, banyak bunga bougenville yang cantik dan warna-warni. Jadi, tiap kali melewati bunga-bunga ini, aku dan Mbak Nurul pasti nyetop dulu untuk selfie, hihi.


Beberapa saat kemudian, kami sampai di puncak! Nah, di puncak ini ada sebuah amfiteater, yaitu semacam bangunan terbuka berbentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk bertingkat, biasanya dipakai untuk pertunjukan atau acara. Lalu ada kedai kecil, panggung live music, dan hamparan rumput hijau yang luas. Tempat ini juga sering dipakai untuk venue pernikahan.

Suasananya lebih mirip tempat wisata daripada jalur hiking menantang. Jadi, cocok banget buat para pendaki kalcer yang lebih suka foto-foto cantik sambil nongkrong santai. Ya, persis kayak aku sama Mbak Nurul, wkwk.


Pengunjungnya lumayan ramai. Tapi aku happy sih ngeliat orang-orang yang FOMO olahraga, entah itu lari, mendaki, main padel, pilates, atau yoga. Walaupun mungkin tujuan utamanya buat ngonten, tapi sehatnya juga dapet, ’kan? Aku pun termasuk FOMO, tapi lama-lama malah jadi kebiasaan olahraga juga, hehe.

Nah, kalau ke sini tuh rasanya belum afdol kalau belum foto dengan latar laut dan Gunung Agung. Aku dan Mbak Nurul nggak mau ketinggalan. Walau harus antri dan pas foto-foto ditungguin beberapa orang, tapi tetap seru kok. Malah aku dapet kenalan gara-gara saling minta tolong untuk difotoin.

MasyaAllah, cantik banget!!!

Part paling seru adalah duduk di rumput sambil makan camilan yang dibeli di kedai. Tempatnya luas banget, jadi kami nggak merasa keganggu dengan keramaian dan suara live music-nya. 


Sekitar pukul 10.00 WITA, aku dan Mbak Nurul memutuskan untuk turun. Tentu saja saat turun nggak secapek waktu naik tadi. Sepanjang perjalanan, kami ngobrolin rencana pendakian selanjutnya. Sepertinya kami mau mencoba mendaki bukit yang beneran bukit. Apakah akan terealisasi? Nantikan kisah selanjutnya hanya di Trans TV, Milik Kita Bersama ðŸ”¼